TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Terjadi keributan antara sejumlah warga Pasar Regional Sulawesi Barat (Sulbar) atau pasar baru Mamuju dengan anggota Satpol-PP Mamuju.
Salah satu warga yang diketahui bernama Hariadi, mengaku sempat mendapat dorongan dari anggota Satpol-PP Mamuju.
"Saya singgah karena sudah biasa ke sini (pasar baru) apalagi sudah seperti keluarga dengan pemilik warung," ungkapnya membara, di Jl Andi Makkasau, Kelurahan Karema, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Senin (15/5/2023).
Insiden itu terjadi ketika negosiasi antara warga dengan perwakilan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamuju terkait penertiban pedagang sedang berlangsung.
Sebelumnya, Koordinator Pedagang Pasar, Heru Purnomo menegaskan pengundian yang dilakukan oleh Disdag Mamuju hanya kepada 13 pedagang.
"Kami mau dipindahkan, tetap harus proporsional," tegas Heru di tempat yang sama, Senin (15/5/2023).
Dirinya meminta kepada petugas untuk membicarakan hal tersebut sebaik-baiknya dengan mengatur teknis posisi pedagang.
Menurutnya, rujukan relokasi pedagang adalah BA yang sudah disepakati bersama dan ditandatangani Kadis Perdagangan Mamuju bersama Koordinator Pedagang Pasar.
"Ketika saya tanyak, dijawab untuk apa koordinasi dengan anda," kata Heru
Heru juga menegaskan, benar jika pedagang akan melakukan relokasi secara mandiri namun apa yang harus dilakukan jika tidak memiliki biaya.
Ongkos membangun tidak sedikit, kata Heru bisa saja dengan ukuran lahan 2x3 meter pedagang membangun lapaknya senilai Rp 1 juta di luar ongkos bahan material.
"Untuk lapak saat ini, pedagang sudah tinggali dua sampai tiga tahun terakhir dan itu tidak mudah," tegasnya.
Selama itu juga pedagang hanya mendapatkan keuntungan untuk kehidupan sehari-hari.
"Kami menggantungkan hidup dengan berdagang, keuntungan kami tidak sebanyak yang dibayangkan," singkat Heru. (*)
Laporan Wartawan Tribunsulbar.com Zuhaji