TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pascabanjir bandang di Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulbar terdapat 67 titik longsor terjadi pada hari Senin (11/10/2022) lalu.
Rumah terdampak atau terendam sebanyak 2.460, rumah hanyut 33, dan rumah rusak sebanyak 49.
Hal ini, berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar.
"Jembatan rusak ada empat diantaranya di Pammulukang, Sinyonyoi (Induk), Sinyonyoi Selatan dan Sondoang," kata Kepala BPBD Sulbad Amri Ekasakti, melalui rilisnya, Senin (17/10/2022).
BPBD Sulbar terus monitoring dan membantu pada korban bencana di Kecamatan Kalukku.
Adapun, bantuan diturunkan diantaranya mobil tangki air satu unit, water treatment portable satu unit, perahu polietelin 2 unit, light tower 1 unit, genset 2 unit, dan tenda pengungsi 3 unit.
"Kita juga sudah serahkan bantuan berupa makanan siap saji 70 paket, paket perlengkapan bayi 20 paket, paket perlengkapan keluarga 18 paket, selimut 160 lembar, paket kebersihan 3 paket, dan paket sandang 14 paket," bebernya.
Bantuan logistik lainnya yakni beras 1,2 ton, telur 40 rak, dan mie instan 100 dos.
Sementara, alat seperti truk dapur umum satu unit, mobil tangki air 6 unit, dan tandon air 7 unit.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Akmal Malik menggelar rapat koordinasi bersama dinas-dinas terkait usai bencana banjir di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Minggu (16/10/2022).
Dalam rapat tersebut, Akmal meminta untuk memperkuat sistem peringatan dini bencana atau early warning system guna mengantisipasi ancaman bencana.
"Bencana kemarin kan ada dua titik, tepatnya Sondoang dan Pamulukang. Kita harus cari apa penyebabnya," ujar Akmal kepada Wartawan, di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulbar, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Simboro, Mamuju, Minggu (16/10/2022).
Dari hasil pantauan lapangan, tim tanggap bencana Pemprov Sulbar mendapati sebagian besar wilayah gunung gundul.
"Tidak hanya alih fungsi lahan, di atas itu memang sudah habis," tambahnya.
Kata dia, hujan yang terjadi telah menggerus hutan sementara arus air terbendung sesuatu di lereng lembah.
Pada waktu yang tidak terduga, bendungan itu sudah tak sanggup lagi menahan debit air yang semakin menumpuk sehingga terjadilah banjir.
"Ketika curah hujan tinggi, dia membentuk waduk, dan apa yang terjadi di Pamulukang dan Sondoang itu sama skenarionya," jelas Akmal.
Lanjut Akmal, tugas pemangku kebijakan sekarang adalah mengantisipasi meminimalisir korban jiwa dan kehilangan harta benda.
"Sama-sama kita beri kesadaran, sembari kita membentuk early warning system," tutur Akmal.
Berdasarkan data yang di rilis BPBD Sulbar, sebanyak 36 lingkungan, desa, dan dusun dari enam kelurahan di Kecamatan Kalukku terdampak banjir dan longsor.
36 wilayah tersebut yakni:
- Bebanga
Lingkungan Kampung Baru, Lingkungan Lari, Lingkungan Ahuni Selatan, Lingkungan Ampallas Selatan, Lingkungan Ahuni Pili, Lingkungan Makkarama, Lingkungan Kanang-kanang, Lingkungan Rawa Indah, Lingkungan Labuang
- Pammulukan
Desa Pammulukan, Dusun Pammulukan Timur, Dusun Pammulukan Barat, Dusun Benteng Batu, Dusun Rombia Apo, Dusun Tatora, Dusun Pondok Indah, Dusun Salu Dango
- Sinyonyoi
Ling. Pure I, Ling. Pure II, Ling. Pure Timur, Ling. Padang Kassa, Ling. Kassa, Ling. Pamboseang, Ling. Balatedong, Ling. Lombang- Lombang Utara , Ling. Sambiraang
- Sinyonyoi Selatan
Ling. Ranga-ranga , Ling. Ranga-ranga Selatan, Ling. Padang Malolo, Ling. Rante Bulahan
- Sondoan
Dsn Salukaha
Dsn Palado
Dsn Rantedago Induk
Dsn Rantedago Selatan
Dsn Batang Barana
- Uhaimate
Uhaimate.(*)
Laporan wartawan TRIBUN-SULBAR.COM, Habluddin