TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) terus berupaya untuk mencegah stunting pada balita.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Untuk mencegah hal itu, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Binanga, menyasar balita lewat program grebek cegah stunting.
Mereka mendirikan posko di kompleks pasar baru, Jl Abdul Syakur, Kelurahan Karema, Mamuju.
Pantauan Tribun-Sulbar.com, Minggu (28/8/2022) para balita usia nol sampai lima tahun berama orang tuanya mendatangi posko itu.
Posko grebek cegah stunting itu sudah berlangsung sejak Sabtu (27-29/8/2022) hingga Senin esok.
Para balita, ditimbang, diukur berat dan tinggi badan, juga lingkar kepala, dan lingkar lengan.
"Tujuannya untuk mengetahui apakah balita tersebut termasuk stunting atau tidak," terang salah satu petugas Puskesmas Binanga, Astia saat ditemui.
Selain itu, kata dia, balita juga diberikan sejumlah vitamin dan asupan gizi.
Seperti vitamin A untuk mencegah rabun dini, per balita satu biji.
Astia mengatakan program Grebek Cegah Stunting itu, amatlah penting, untuk mengetahui perkembangan balita di masyarakat.
"Juga agar mendapatkan data-data perkembangan angka prevelensi stunting di masyarakat," ujarnya.
Dikatakan program itu, serentak dilakukan setiap kelurahan dan desa di wilayah Mamuju.
Setiap Puskesmas terlibat membentuk tim untuk turun langsung mendirikan posko grebek cegah stunting.
Turut terlibat pula para mahasiswi Politehnik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Mamuju.
Sekedar diketahui, Angka prevelensi stunting Sulbar dari tahun 2019 ke 2021 mengalami penurunan.
Hal itu terlihat dari data laporan Riset Studi Gizi Indonesia, (SSGI) pada akhir tahun 2021.
Sebelumnya angka prevelensi stunting Sulbar berada di 40,03 persen di 2019, lalu menurun menjadi 33,8 persen di 2021.
Penurunannya sebesar 6,5 persen dari 2019 ke 2021.
Penurunan prevelensi angka stunting di Kabupaten Mamuju sebesar 13,3 persen di akhir 2021 ini.
Sebelumnya berada di angka 39,4 persen di 2019, lalu mengalami penuruan 30,3 persen.
Meski mengalami penurunan Sulbar masih berada di urutan ke dua tertinggi, di seluruh provinsi yang ada, di angka prevelensi 33,8 persen.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi urutan pertama dengan angka 37,8 persen.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Fahrun Ramli