Minyak Goreng Curah

Pemilik Warung Makan di Mamuju Dilema Menyikapi Kenaikan Harga Minyak Goreng Curah

Penulis: Fahrun Ramli
Editor: Hasrul Rusdi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hendrik Santoso, hanya bisa pasra melihat harga minyak goreng curah kembali naik di kompleks Pasar Baru, Jl Abdul Syakur Kelurahan Karema, Mamuju, Rabu (1/6/2022).

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU- Pengusaha warung makan dilema menyikapi harga minyak goreng curah yang kembali naik di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).

Seperti salah satu pemilik warung  makanan yang berada di kompleks Pasar Baru Mamuju, Jl Abdul Syakur, Kelurahan Karema.

Hendrik Santoso, pemilik warung makanan mengaku bingung mengahadapi harga minyak yang sering berubah.

Pria asli Jawa Timur itu sudah 13 tahun berjualan makanan di kompleks pasar.

Kenaikan harga minyak goreng dari tahun ke tahun sudah ia lalui selama membangun usahanya.

Namun baru tahun 2022 ini ia merasa dilema dan bingung menyikapi kenaikan harga minyak goreng.

Baca juga: Gegara Ini, Plakat Courtois di Wanda Metropolitano Dicabut, Jadi Musuh Fans Atletico Madrid

Baca juga: Upacara Virtual Peringatan Hari Lahir Pancasila, Pegawai Lapas Polman Pakai Baju Adat

Jejeran minyak goreng curah dalam kemasan botol di kompleks pasar baru Jl Abdul Syakur Kelurahan Karema, Mamuju, Rabu (1/6/2022). (Tribun Sulbar / Fahrun Ramli)

"Mau naikkan harga makanan, takut pembeli sepi, mau bertahan, tekor karena minyak mahal," ujarnya saat ditemu, Rabu (1/6/2022).

Dituturkan saat ini pelanggan di warungnya lagi sepi, tak seperti tahun kemarin.

Hal itu yang membuat ia dilema untuk menaikkan harga makanan yang tersaji di warungnya.

Sementara untuk satu porsi nasi goreng pun tak perna ia kurangi, sebab takut langganan beralih.

"Ya kita hanya bisa pasrah menerima subsidi minyak goreng dicabut, terima imbasnya," ujar pria asli Jawa Timur itu.

Strateginya dalam bertahan tetap menerapkan harga makanan sepeti sebelumnya.

Tak ada kenaikan harga menu makananya, sepeti bakso, pangsit, mie goreng dan nasi goreng.

Ia hanya bisa berharap, stok minyak goreng tetap tersedia meski harganya mahal.

Sebab menurutnya, antre minyak goreng menguras waktu kerja seperti yang terjadi beberapa bulan lalu.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Supbar.com, Fahrun Ramli