Wisata Sulbar
Misteri dan Pesona Gunung Gandang Dewata,Puncak Tertinggi di Sulbar dengan Mitos Gendang Dewa
Gunung Gandang Dewata sempat menjadi sorotan setelah ramai kabar dua pendaki yang mengalami kendala di perjalanan pulang, Minggu (13/10/2024)
Gunung Gandang Dewata memiliki ketinggian sekitar 3.037 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ini menjadikannya salah satu gunung tertinggi di gugusan Pegunungan Quarlesi, dan merupakan gunung tertinggi kedua di Sulawesi setelah Gunung Latimojong.

Lokasi Secara administratif, Taman Nasional Gandang Dewata (TNGD) berada di wilayah Kabupaten Mamasa dan sebagian Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dengan akses utama melalui kedua daerah ini.
Kawasan Tangkapan Air Gunung ini merupakan daerah tangkapan air terluas di Provinsi Sulawesi Barat, menjadikannya sumber air yang penting bagi masyarakat sekitar.
Taman Nasional Gandang Dewata ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 3 Oktober 2016 dengan luas sekitar 180.078 hektar (ada juga sumber yang menyebut 79.342 hektar).
Penetapan ini bertujuan untuk melindungi area dengan tingkat keanekaragaman, keaslian, dan keunikan yang tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa Gandang Dewata adalah habitat bagi sejumlah spesies flora dan fauna endemik, terutama jenis burung, serta beberapa spesies baru yang belum teridentifikasi. Beberapa di antaranya adalah jenis jahe-jahean, anggrek tikus, katak, monyet, babi rusa, burung rangkong, dan Elang Sulawesi.
Pada ketinggian sekitar 2.000 mdpl, pendaki dapat menemukan hutan lumut yang menyerupai hutan purba.
Kawasan ini memiliki potensi besar sebagai pusat pelestarian alam dan suaka margasatwa, yang juga berfungsi untuk kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Mitos dan Kepercayaan Lokal
Nama "Gandang Dewata" sendiri erat kaitannya dengan mitos lokal. Konon, suara gendang mistis sering terdengar dari puncak gunung, yang diyakini berasal dari bebatuan yang mirip gendang. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, suara gendang tersebut menjadi pertanda atau pesan dari Dewa.
Bahkan, ada mitos yang mengatakan jika seseorang masuk hutan dan terdengar suara gendang dari puncak gunung, itu berarti orang tersebut telah meninggal.

Karena mitos ini, sebagian besar penduduk setempat menganggap gunung ini sebagai gunung mistis. Oleh karena itu, para pendaki atau pengunjung diwajibkan untuk menjaga perilaku dan sopan santun selama berada di kawasan ini.
Daya Tarik bagi Pendaki dan Peneliti
Meskipun medan pendakiannya dikenal sulit dan memakan waktu sekitar 6-12 hari (tergantung kekuatan pendaki) dengan 10 pos, keindahan pemandangan dari puncak Gandang Dewata tidak kalah menawan dibandingkan gunung lainnya.
Hamparan alam hijau dan yang menawan dapat memanjakan mata dan menghilangkan rasa penat saat berada di atas puncak.
Kesejukan alam dan udara yang dingin membuat para pendaki bisa merasakan sensasi kekayaan alam semesta.
Jalur pendakian yang jarang didaki menjadikan pengalaman eksplorasi terasa lebih otentik.
Selain pendaki, kekayaan hayati di dalamnya juga menjadi objek kajian yang menarik bagi para peneliti, terutama dalam identifikasi spesies-spesies baru.
Secara keseluruhan, Gandang Dewata Mamasa adalah perpaduan antara keindahan alam yang luar biasa, kekayaan ekosistem yang unik, serta warisan budaya dan mitos yang melekat erat pada masyarakatnya.(*)
Bukit Citol Hill, Rekomendasi Wisata Alam di Mamasa, Sulawesi Barat |
![]() |
---|
Duta Wisata Sulbar Ingin Perkenalkan Terumbu Karang Karampuang ke Nasional |
![]() |
---|
Kadis Parawisata Minta Duta Wisata Wakil Sulbar Maksimalkan Sosmed Perkenalkan Sulawesi Barat |
![]() |
---|
Flying Fox Malaqbi Corner Kantor Gubernur Sulbar Dibuka, Tarifnya Rp10 Ribu, Mau Mencoba? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.