Inflasi Sulbar
Tarif Listrik dan Kenaikan Harga di Ramadan Picu Inflasi Bulanan Sulbar Capai 2,23 Persen
BPS Sulbar menyebut inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya harga berbagai kebutuhan pokok yang biasanya meningkat saat bulan Ramadan.
Penulis: Suandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU – Selama bulan Maret 2025 yang bertepatan dengan bulan Ramadan, inflasi di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tercatat naik cukup signifikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, inflasi tahunan (year-on-year) mencapai 1,55 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat dari 105,82 di Maret 2024 menjadi 107,46 di Maret 2025.
Baca juga: BREAKING NEWS: Tukang Segel SMAN 1 Tommo Mamuju, Upah Rp 200 Juta Belum Dibayar
Baca juga: Wagub Sulbar Salim Mengga Sidak ke Dinas, Ini Temuan dan Pesannya
Selain itu, inflasi bulanan (month-to-month) juga tinggi, yakni sebesar 2,23 persen, sementara inflasi sejak awal tahun (year-to-date) sebesar 0,64 persen.
Plt Kepala BPS Sulbar, M La'bi, mengatakan kenaikan inflasi ini dipengaruhi oleh naiknya harga berbagai kebutuhan pokok yang biasanya meningkat saat bulan Ramadan.
"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi dengan kenaikan sebesar 4,77 persen," ujarnya saat pres rilis di aula BPS Sulbar, Jl Martadinata, Keluruhan Simboro, Kabupaten Mamuju, Rabu (8/4/2025).
Beberapa komoditas yang paling banyak menyumbang inflasi antara lain ikan layang, tomat, bawang merah, cabai rawit, ikan cakalang, dan kopi bubuk.
Selain itu, produk seperti rokok (SKM, SKT, SPM), emas perhiasan, serta minyak kelapa dan gula merah juga ikut mendorong kenaikan harga.
Sementara itu, kata La'bi, ada juga beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga dan membantu menahan laju inflasi, seperti tarif listrik, beras, pisang, telur ayam ras, pepaya, cabai merah, serta angkutan udara.
"Untuk inflasi bulanan, komoditas yang paling berpengaruh naiknya harga adalah tarif listrik, bawang merah, cabai merah dan rawit, serta ikan cakalang.
Sedangkan yang membantu menahan kenaikan harga bulanan adalah tomat, jeruk nipis, pisang, dan angkutan udara.
Dari sisi kelompok pengeluaran, berikut yang paling berkontribusi terhadap inflasi tahunan makanan, minuman dan tembakau (1,79 persen), erawatan pribadi dan jasa lainnya (0,12 persen), pendidikan (0,06 persen), dan pakaian dan alas kaki (0,06 persen).
BPS mencatat, kondisi ini menunjukkan kecenderungan tahunan di mana kebutuhan pokok dan konsumsi masyarakat meningkat selama Ramadan, yang berdampak langsung pada harga barang dan jasa.(*)
Laporan Reporter Tribun Sulbar Suandi
| Masuk 10 Besar Inflasi Nasional, Gubernur Sulbar: Ini Tanda Daya Beli Meningkat |
|
|---|
| Inflasi Sulbar Capai 3,57 Persen, Makanan Jadi Penyumbang Terbesar |
|
|---|
| Harga Beras, Cabai, dan Bawang Melonjak, Inflasi Sulbar Tertinggi ke-6 Nasional |
|
|---|
| Beras Masih Pemicu Utama inflasi di Sulawesi Barat |
|
|---|
| Inflasi Sulbar Terkendali, Pemprov Siap Lakukan Sidak Pasar untuk Jaga Stabilitas Harga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sulbar/foto/bank/originals/Plt-Kepala-BPS-Sulbar-M-Labi-saat-pres-rilis-di.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.