Berita Polman

Juharia Lansia di Polman Derita Kanker Kulit di Wajah Butuh Pertolongan untuk Berobat

Juhariah merupakan warga Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, saat ditemui wartawan dia tampak sedang duduk termenung. 

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Fahrun Ramli
Butuh Bantuan - Juharia (83) duduk termenung, membutuhkan pertolongan pengobatan untuk kesembuhan kanker kulit di wajah, warga Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, Polman, Kamis (6/2/2025). 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Seorang perempuan Lanjut Usia (Lansia) bernama Juharia (83) membutuhkan pertolongan lantaran menderita kanker kulit pada bagian wajah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (6/2/2025).

Juhariah merupakan warga Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, saat ditemui wartawan dia tampak sedang duduk termenung. 

Baca juga: Welem Sambolangi Bupati Terpilih Mamasa Tidak Buat Acara Usai Pelantikan?

Baca juga: Efisiensi APBN 2025, Belanja Pegawai dan Bantuan Sosial di Sulawesi Barat Tetap Aman?

Tubuhnya yang ringkih disandarkan pada kursi plastik usang, tatapan perempuan itu tampak kosong. 

Seolah menyembunyikan harapan yang tak dapat terucap, dia membutuhkan pertolongan pengobatan.

Sejak beberapa tahun terakhir, Juhariah hidup dalam kondisi memprihatinkan lantaran menderita kanker kulit di wajah.

Penyakit tersebut membuat sebagian wajahnya terluka dan menimbulkan bau busuk.

Bahkan luka disebabkan kanker kulit di wajah Juhariah, juga berdampak pada mata kanannya, kini tidak berfungsi normal.

"Dulu seperti biji jagung lukanya, kini sekarang sudah seperti itu,membesar," kata salah satu anaknya bernama, Mustafa kepada wartawan.

Saat ini Juhariah tinggal bersama Mustafa di Lingkungan Patoke, Kelurahan Sulewatang.

Sehari-hari Mustafa bekerja sebagai penarik becak motor (bentor) untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Mustafa mengungkapkan, penyakit yang diderita ibunya sudah terlihat sejak beberapa tahun terakhir. 

Hanya saja tidak cepat mendapat penanganan medis, lantaran tidak dibawak ke dokter kulit.

"Lambat dibawa ke dokter, nanti bulan sepuluh kemarin, oktober 2024, baru dibawa ke dokter setelah kondisinya parah," ungkapnya.

Dia mengakui, keterlambatan Juhariah mendapat penanganan medis karena berbagai hal.

Termasuk karena sebelumnya Juhariah tidak miliki kartu jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved