Uang Palsu

Rektor UIN Makassar Berjasa Bongkar Pabrik Uang Palsu, Hamdan Juhannis: Saya Marah, Malu, Tertampar

Rektor UIN Alauddin Makassar, Profesor Hamdan Juhannis ternyata berperan dalam membongkar sindikat uang palsu di Universitasnya.

|
Editor: Via Tribun
Tribun-Sulbar.com/ Ist
Kolase Prof Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin Makassar, Sulsel dan ilustrasi uang palsu. Hamdan Juhannis berperan dalam membongkar kasus uang palsu UIN Makassar. 

TRIBUN-SULBAR.COM - Pihak kepolisian membongkar keterlibatan Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis dalam membongkar kasus sindikat uang palsu.

Karena bantuan sang profesor, polisi berhasil mengungkap lokasi pabrik uang palsu UIN Makassar dalam satu malam.

Adapun lokasi pencetakan uang palsu tersebut ditemukan di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II UIN Alauddin Makassar, Gowa, Sulawesi Selatan.

Para Tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar saat ditampilkan di sesi Jumpa pers Polda Sulsel , Kamis (19/12/2024)
Para Tersangka kasus uang palsu UIN Alauddin Makassar saat ditampilkan di sesi Jumpa pers Polda Sulsel , Kamis (19/12/2024) (Muhammad Abdiwan / Tribun Timur)

Diketahui, sebanyak 17 tersangka telah ditahan dalam kasus ini, termasuk dua pegawai UIN Makassar.

Keduanya adalah dosen dan Kepala Perpustakaan Dr Andi Ibrahim dan pegawai honorer MB (40).

Ditemui di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024) siang, Kapolrestabes Makassar AKBP Reonald Simanjuntak membeberkan jasa Hamdan Juhannis.

Ia disebut secara aktif ikut membantu kerja-kerja polisi selama menyelidiki kasus uang palsu di UIN Alauddin.

Baca juga: Viral Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar, Sosok Rektor Hamdan Juhannis Jadi Sorotan

"Awalnya kita berkoordinasi dengan pak rektor menyampaikan adanya mesin pencetak uang palsu di UIN Alauddin," ujar Reonald Simanjuntak.

Mulanya, saat diberitahu adanya pabrik uang palsu, Hamdan Juhannis sontak terkejut.

"Beliau kaget, terus beliau bertanya di mana tempatnya. Saya sampaikan ini sementara kita cari Prof," tambah Reonald.

Hamdan Juhannis kemudian membantu menggali keberadaan pabrik uang palsu.

Jika saja ia tidak membantu penyidik, maka polisi akan kesulitan menemukan keberadaan ruangan tempat mesin pencetak uang palsu itu.

"Kampus ini kan luas. Mungkin jika pak Prof tidak bantu, butuh waktu lama. Tapi atas bantuan pak rektor, kita temukan dalam waktu satu malam," jelasnya.

Saat menemukan mesin seharga Rp 600 juta itu, Prof Hamdan juga didampingi wakil rektor satu dan dua serta pejabat UINAM lainnya.

Baca juga: Digaji hingga Rp 10 Juta, Andi Ibrahim Justru Bentuk Sindikat Uang Palsu di UIN Makassar, Mengapa?

Hal senada diungkapkan Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Bachtiar.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved