Berita Polman

Kisah Bidan Pelosok Polman Mengabdi 14 Tahun, Dapat Penghargaan Bidan Teladan dari Kemenkes

Rusmiati mengatakan tugas di pelosok desa selama 14 tahun terakhir dihadapinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Penulis: Fahrun Ramli | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Fahrun Ramli
Bidan Desa Taloba, Kecamatan Tutar, Polman saat menerima penghargaan bidan teladan tingkat nasional kategori pengabdian tanpa batas dari Kemenkes RI di Jakarta pada Rabu (14/8/2024) lalu. 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Kementrian Kesehatan (Kemenkes) memberikan penghargaan kepada Rusmiati Aminuddin (35) sebagai tenaga kesehatan teladan tingkat nasional 2024 kategori pengabdian tanpa batas, Senin (19/8/2024).

Rusmiati merupakan bidan Desa Taloba, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), sudah mengabdi selama 14 tahun.

Cakupan wilayah kerjanya di Desa Taloba merupakan daerah pelosok jauh dari kota Polewali.

Baca juga: MIRIS, Bidan Pustu di Botteng Mamasa Harus Timba Air untuk Lanyani Pasien, Kades Terkesan Tutup Mata

Akses jalan ke desa tersebut masih rusak parah, dan harus menyebrang sungai pakai rakit saat merujuk pasien.

Kisah pengabdiannya selama 14 tahun membuat ia terpilih sebagai bidan teladan kategori pengabdian tanpa batas dari 2.500 peserta tenaga kesehatan.

Mewakili Kabupaten Polman, menerima piala dari Kemenkes RI di Jakarta pada Rabu (14/8/2024) lalu.

Rusmiati bercerita pendaftaran lomba bidan teladan kategori pengabdian tanpa batas ini melalui website Kemenkes RI.

"Memasukkan persyaratan soal kisa pengabdian dan lamanya, kendala dihadapi dan perjuangan kerja di tengah masyarakat," terang Rusmiati saat ditemui di kantor Bupati Polman Jl Manuggal, Kelurahan Madatte.

Dia bercerita selama 14 tahun mengabdi, perjuangan melewati akses jalan rusak serta menyebrang sungai tiap hari dilaluinya.

Mengabdi kepada masyarakat sebagai bidan desa, kesulitan dihadapi saat akan merujuk pasien ke rumah sakit daerah.

Terkadang kata Rusmiati dia ikut mendorong mobil saat terjebak lumpur di jalan rusak.

"Momen terberat itu waktu 2010 sampai 2016, karena saat itu jalan rusak para belum tersentuh," ungkapnya.

Rusmiati mengatakan tugas di pelosok desa selama 14 tahun terakhir dihadapinya dengan penuh rasa tanggung jawab.

Meski tiap hari harus bekerja lembur, mulai pagi sampai sore, melihat kondisi ibu hamil di daerah terpencil ini.

Dia pun bersyukur karena pengabdiannya selama ini mendapat apresiasi dan penghargaan dari Kemenkes.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved