Berita Mamuju Tengah

334 Hektar Perkebunan Sawit di Mamuju Tengah Terserang Hama Ulat Api

Serangan hama Ulat Api ini tersebar di Kecamatan Pangale, Budong-Budong dan Topoyo.

Penulis: Samsul Bachri | Editor: Nurhadi Hasbi
Samsul Bachri/Tribun-Sulbar.com
Hama ulat api menyerang tanaman sawit warga Kabupaten Mamuju Tengah. 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Mamuju Tengah mencatat sebanyak 334 hektar lahan perkebunan sawit diserang hama Ulat Api.

Serangan hama Ulat Api ini tersebar di Kecamatan Pangale, Budong-Budong dan Topoyo.

Kepala Bidang Pertanian, I Wayan Purnayase mengatakan serangan Ulat Api pada tanaman kelapa sawit dapat berpengaruh pada penurunan produksi.

Menurutnya, kerusakan daun yang ditimbulkan oleh Ulat Api terhadap Tanaman Menghasilkan (TM) berumur 8 tahun dapat menurunkan produksi hingga 30-40 persen setelah 2 tahun terjadinya serangan.

"Sedangkan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) berumur 1 tahun, serangan Ulat Api dapat menurunkan produksi hingga 12-24 persen setelah 2 tahun terjadinya serangan, "terang I Wayan Purna Yase dihubungi via WhatsApp, Kamis (12/10/2023).

Purno sapaan akrabnya meneyebut berdasarkan laporan dan identifikasi di lapangan saat ini sudah mencapai 334 hektar.

"Itu di wilayah Kecamatan Pangale, Budong Budong, dan Topoyo, kemungkinan masih ada lagi jika kondisi cuaca masih panas, "sebutnya.

Purno juga menjelaskan, gejala serangan hama Ulat Api ini terindentifikasi sejak bulan Juni 2023 lalu, namun pada tanaman belum nampak kerusakan.

"Nanti akhir Agustus 2023 ini baru ada laporan dan ditindaklanjuti dengan pengamatan dan identifikasi untuk kemudian kami laporkan ke provinsi, "imbuh Purno.

"Jadi awal September itu dilakukan tindakan foging (pengasapan) pertama, dimana kondisi hama sudah pada fase kupu-kupu, " sambungnya.

Purno menambahkan, saat ini sedang dilakukan foging kedua di 147 hektar dan masih berlangsung.

"Selain foging, upaya lain tetap kita lakukan dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman ke petani tentang SOP budidaya kelapa sawit, "ucapnya.

Purno juga menambahkan, alat foging atas fasilitasi dari dinas perkebunan provinsi, bahan bantuan dari dinas propinsi, pemerintah desa, dinas kabupaten dan swadaya masyarakat,
Tenaga dari tim RPO (regu pengendali organisme) dibantu oleh petani.

Lebih lanjut ia katakan, Ulat Api merupakan oganisme atau mahluk hidup secara alami.

"Organisme ini menyukai jenis tanaman Famili Palm, maka jumlah populasinya terus akan bertambah jika tidak segera diantisipasi, " pungkasnya.(*)

Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Samsul Bahri

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved