Pengungsi Aholeang

Pengungsi Aholeang dan Rui Majene, Meninggal hingga Ibu Hamil Keguguran

Para pengungsi Aholeang Majene, kata Fachri hanya pasrah dan tetap menunggu keadilan itu menghampiri mereka.

Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
Tribun Sulbar / Hablu Hambali
Pemerhati Pengungsi Aholeang-Rui Muh Fachri Siswanto, saat hadiri podcast Tribun-Sulbar.com lewat zoom meeting, Senin (3/10/2022). 

TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Sudah memasuki 1 tahun sembilan bulan pengungsi Aholeang dan Rui menanti keseriuan pemerintah usai gempa 25 Januari 2021 lalu.

Mulai, dari relokasi lahan yang sampai saat ini belum dibangunkan hunian tetap, warga mulai merantau tinggalkan kampung halaman di Kabupaten Majene tersebut.

Bahkan, ada juga warga meninggal dan ibu hamil keguguran di tempat pengungsian.

"Pengungsi sudah bosan dengan janji-janji pemerintah yang tak kunjung juga selesai," kata Pemerhati Pengungsi Aholeang-Rui Muh Fachri Siswanto, saat hadiri podcast Tribun-Sulbar.com lewat zoom meeting, Senin (3/10/2022).

Para pengungsi, kata Fachri hanya pasrah dan tetap menunggu keadilan itu menghampiri mereka.

Berbagai, upaya sudah dilakukan pengungsi bersama relawan, terakhir melakukan aksi di kantor Pemkab Majene.

"Kita menuntut ada percepatan penyaluran bantuan gemp di tiga desa dan secara khusus di Aholeang dan Rui yang paling parah," ungkap Fachri.

Padahal, adanya bantuan tahap pertama justru Aholeang dan Rui tidak dapat bagian.

Mengingat, kejadian genpa 15 Januari 2021 lalu masih ada satu keluarga belum ditemukan yakni suami istri dan calon bayinya di dalam kandungan.

"Sekarang kami mendorong Dinkes melakukan Pusekesmas keliling setidaknya satu kali dalam satu bulan, karena banyak penyakit menyerang para pengungsi," ucap Fachri.

Memang, ada Puskesmas pembantu di Mekkatta tapi tidak difungsikan.

Berabagai, kejadian pilu sudah dialami pengungsi hingga saat ini.

"Kemarin ada lansia meninggal, ada juga Ibu keguguran, dan malam ini ada anak-anak harus dilarikan ke rumah sakit Majene," bebernya.

Selain itu, kondisi kehidupan para pengungsi juga sangat memprihatinkan.

Ditambah, lagi relokasi lahannya yang perlu diperbaiki karena kondisinya tidak rata dan bergelombang.

"Jadi kami mohon adanya keseriusan pemerintah kepada para pengungsi Aholeang dan Rui," tandasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved