Harga Mi Instan Naik
Tenang Anak Kos! Bos Indofood Jamin Harga Indomie Goreng cs Tidak Naik
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang jamin harga indomie goreng cs tidak naik
TRIBUN-SULBAR.COM, JAKARTA - Warga Sulbar, khususnya Mamuju sempat digegerkan dengan isu kenaikan harga mi instan gegara perang Rusia - Ukraina.
Harga mi instan dikabarkan naik tiga kali lipat, karena perang Rusia - Ukraina disebut berdampak pada suplai gandum, emgningat gandum merupakan bahan utama pembuatan mi instan.
Harga mi instan yang dikabarkan naik ini membuat warga, khususnya mereka yang berstatus mahasiswa khawatir. Maklum, bagi sebagian orang, mi instan merupakan makanan utama mereka yang merantau untuk bersekolah, maupun bekerja.
Baca juga: Penjual Sop Ubi di Polman Khawatir Jika Harga Mie Instan Naik
Baca juga: Harga Mi Instan Naik, Anak Kos di Mamuju Kian Sulit Memenuhi Kebutuhan
Kegaduhan isu ini membuat Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang, angkat bicara.
Untuk Anda ketahui, Indofood merupakan produsen utama mi instan merek Indomie.
Indomie merupakan salah satu brand mi instan yang banyak digemari masyarakat Indonesia.
Franky - sapaan Franciscus heran dengan isu tersebut.
Padahal, kata dia, komponen mi instan tidak serta merta 100 persen berasal dari gandum.
Sehingga, naiknya harga gandum tidak bakal membuat harga mi instan tiba-tiba melonjak signifikan.
"Itu (isu harga naik) berlebihan. Kan saat ini harga gandum belum naik sampai 100 persen," ucap Franky seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (11/8/2022).
"Kemudian juga mie instan itu dalam costing (biaya pembuatan) juga banyak komponen lainnya (tak hanya gandum)," dia menambahkan.
Franky melanjutkan, sebenarnya harga gandum dunia telah mengalami kenaikan sejak 2021, dan bukan terjadi baru-baru ini saja.
Nyatanya, seiring dengan meningkatnya harga gandum, tidak membuat harga mie instan mengalami lonjakan signifikan.
"Sampai saat ini harga gandum dunia sudah tinggi, jadi kalau nanti ada kenaikkan terigu, harga mie instan tidak akan ikut tinggi. Naiknya harga gandum maupun terigu sudah terjadi sejak 2021," paparnya.
Keluhan Anak Kost
Sebelumnya, rencana kenaikan harga mi instan mendapat respon dari kalangan mahasiswa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Pasalnya, mi instan menjadi makanan favorit bagi mahasiswa yang tinggal di kamar kos.
Diketahui, harga mi instan akan naik tiga kali lipat.
Kenaikan harga mie instan dari Rp98 ribu menjadi Rp107 ribu atau sampai Rp110 ribu per kardus.
Salah satu mahasiswa Mamuju Ahyar mengaku, sangat tidak setuju atas kenaikan harga mi instan karena ini akan jadi polemik di kalangan masyarakat dan mahasiswa.
"Mi instan adalah salah satu pilihan utama anak kos dan mahasiswa ketika pasokannya sudah mulai habis," kata Ahyar saat dihubungi Tribun-Sulbar.com, via telepon, Kamis (11/8/2022).
Menurut mahasiswa Tomakaka itu, mendengar kabar kenaikan harga mi instan terus menjadi pembahasan berasama teman-temannya di sekretariat.
Sebab kenaikan mi instan, akan membuat mahasiswa khususnya para anak kos dan mahasiswa tinggal di sekretariat akan tambah susah.
"Kami di yang tinggal di sekretariat mi instan itu menjadi pilihan utama kami, untuk menyambungkan hidup di kota dalam menempuh pendidikan," keluhnya.
Sehingga ia berharap, sebagai mahasiswa asal Tapalang meminta kepada pemerintah untuk tidak menaikkan harga mi instan.
"Ini tidak boleh dianggap sepeleh sebab mi instan ini juga makanan pokok masyarakat khususnya anak kos dan anak sekretariat," pungkasnya.
Diketahui, harga mi instan di Mamuju berada di harga Rp 3500, harga sebelumnya harga Rp 3000 per bungkus.