TPA Polman
Soal TPA Polman di Sattoko, Ridwan: Ada Potensi Besar Air Sungai Tercemari
Sungai kecil itu juga disebut bermuara ke Sungai Maloso atau Sungai Mapilli yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari calon lokasi TPA.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Aktivis Lingkungan Sulawesi Barat, Ridwan Alimuddin meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Polewali Mandar (Polman) mengkaji lebih dalam terkait rencana pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Sattoko, Kecamatan Mapilli.
Pasalnya, calon lokasi pembangunan TPA yang luasnya mencapai 4,9 hektare, posisinya sangat berdekatan dengan aliran sungai, yang merupakan sumber air minum bagi warga setempat dan Desa Beroangin.
Ridwan sapaannya mengaku, sudah meninjau lokasi secara langsung, dan wawancara dengan warga, survei lapangan serta pemotretan udara hingga kajian citra satelit sejak Maret lalu.
Dari hasil kajian diperoleh, calon lokasi pembangunan TPA berada di atas bukit kecil yang diapit oleh dua sungai kecil.
Sementara salah satu sungai kecil yang nyaris berhimpitan dengan batasan Desa Sattoko dengan Desa Beroanging, merupakan satu satunya sumber air minum warga setempat.
"Sungai tersebut cukup dekat jaraknya dengan areal calon lokasi TPA yang luasnya 4,9 hektar. Ketika ada TPA di situ, ada potensi besar air sungai tercemari," kata Ridwan Alimuddin, Selasa (19/4/2022).
Sungai kecil itu juga disebut bermuara ke Sungai Maloso atau Sungai Mapilli yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari calon lokasi TPA.
Oleh karena itu ada potensi Sungai Maloso juga terkena dampak bila ada cemaran yang masuk ke sungai kecil.
Kendati demikian, DLHK telah berjanji, TPA nantinya yang dibangun tidak akan terjadi kebocoran dan air lindi yang dihasilkan oleh TPA.
Seratus persen air lindi akan didaur ulang untuk kemudian digunakan di lingkungan TPA, misal cuci mobil, siram tanaman, dan lain-lain.
"Yang jelas kata DLHK tidak akan ada yang terbuang ke luar. Dan mereka akan mengusahakan sumber air minum dari tempat lain untuk warga Desa Beroanging, " tutur Ridwan.
Namun Ridwan tetap pihak Kabupaten Polewali Mandar harus mempertimbangkan terkait pemilihan lokasi Sattoko sebagai TPA.
"Harus dipikir matang-matang. Soalnya berada sangat dekat dengan salah satu sungai terbesar di Kabupaten Polewali Mandar yang airnya digunakan untuk air minum, persawahan dan peruntukan lain, "harapnya.
Sebab kata dia, siapa yang bisa menjamin itu tidak terjadi di kemudian hari. Apalagi sudah pernah terjadi di TPA Binuang.
Dimana air lindi sampai mencemari persawahan penduduk yang belakangan menjadi dasar warga di sana untuk menutup TPA.