Siswa Pukul Guru
Siswa SMAN 2 Topoyo Pukul Guru Tak Terima Ditegur, Ajak Belasan Temannya
Siswa tersebut tidak menerima teguran dari salah satu guru olahraga di SMAN 2 Topoyo.
Penulis: Samsul Bachri | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU TENGAH - Seorang siswa SMAN 2 Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, inisial RD tega memukul gurunya.
Lantaran siswa tersebut tidak menerima teguran dari salah satu guru olahraga di sekolah tersebut.
Insiden itu terjadi di halaman sekolah pada Selasa 27 Maret 2022 lalu.
Hal itu dialami oleh Yustinus Ronaldo Patidiang salah satu guru di SMAN 2 Topoyo.
Ronal menceritakan, awal kejadian tersebut pada Senin 26 Maret 2022.
Saat itu ia melakukan pembinaan terkait kerapian siswa pada saat apel pagi.
Kemudian, ia melihat salah seorang siswa mengenakan sepatu yang kurang sopan.
Sehingga ia memberikan hukuman kepada siswa tersebut dengan cara memungut sampah di halaman sekolah.
"Siswa ini pakai sepatu yang kurang tepat, sepatunya dilipat kemudian diinjak seperti sendal, karena melanggar saya suruh pungut sampah," ungkap Ronal kepada Tribun-Sulbar.com, via telepon Minggu (3/4/2022).
Namun, siswa tersebut tidak ingin mengikuti perintah dari guru kemudian membantah dan melawan.
Sehingga, Ronal tidak menghiraukan siswa tersebut karena masih banyak siswa yang mengikuti perintah guru.
"Siswa yang melawan ini ingin pulang ke rumahnya, tapi pada saat saya panggil tiba-tiba dia balik badan dan gertak serta mengancam memukul," pungkasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, anak yang bermasalah itu kembali datang ke sekolah bersama belasan orang temanya.
"Jadi di hari kedua itu siswa tersebut kembali datang dan memukul saya bersama teman-temannya dan itu bukan dari siswa sekolah ini," terangnya.
Kendati demikian, atas peristiwa tersebut Ronal meminta ketegasan dari pihak sekolah agar menindak tegas siswa yang berbuat kriminal terhadap dirinya.
"Saya minta ketegasan dari pihak sekolah agar tidak ada kejadian hal serupa kepada guru-guru lain," pungkasnya.
Sementara itu, salah satu keluarga korban, Galuh Prihandini mengaku kecewa karena hingga saat ini tidak ada sanksi bagi siswa tersebut.
"Ini sangat disayangkan ketika hanya kata maaf dan tidak ada sanksi, karena dikhawatirkan hal serupa bisa kembali terjadi,"kata Galuh.
Ia pun berharap kepala sekolah memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kekerasan kepada gurunya.
Laporan wartawan Tribun-Sulbar.com Samsul Bahri