Sampah Polman

Sampah di Wonomulyo Dibiarkan Menumpuk, Dosen Unsulbar: Mencemari Air Sumur

"Ketika dana CSR untuk menangani hal tersebut. Tentu ini sangat membantu untuk penanganan Sampah," paparnya.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Hasrul Rusdi
Tribun Sulbar / Hasan Basri
Tumpukan sampah di Pasar Wonomulyo 

TRIBUN-SULBAR.COM, POLMAN - Penanganan sampah di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), khususnya di Kecamatan Wonomulyo masih menjadi perbincangan publik.

Pasalnya sudah hampir sebulan lebih sampah dibiarkan menumpuk dan tidak diangkut karena tidak adanya tempat pembuangan akhir sampah.

Seperti di Pasar Wonomulyo. Kondisi salah satu pasar penyumbang tertinggi PAD di Sulbar mulai terkesan kumuh. Hal itu terlihat karena banyaknya tumpukan sampah .

Sampah dibiarkan begitu saja hingga meluber dan mengeluarkan aroma tidak sedap, sehingga membuat warga atau pedagang sekitar terganggu.

Baca juga: Gilas India, Jojo Digelari Juara Swiss Open 2022, Akhiri Paceklik Gelar Sejak 2,5 Tahun

Baca juga: Mahasiswa IAI DDI Polman Gelar Lomba Olahraga dan Keagamaan di Sport Center

Menurut Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Suparjo ketika sampah dibiarkan menumpuk dan berserahkan bisa menimbulkan dampak bagi masyarakat.

Baik dari sisi pencemaran lingkungan maupun estetika keindahan sebuah kota ataupun daerah.

"Kalau kita bicara pengembangan kota. Sampah berserahkan dimana-mana akan jelek diliat dan mempengaruhi kunjungan masyarakat," ucapnya.

Selain itu, pengelolaan sampah yang tidak baik di sebuah daerah akan mempengaruhi wisatawan yang ingin datang ke Kabupaten Polewali Mandar.

"Pasti orang beranggapan kota ini kotor sekali," tuturnya.

Kemudian pada dampak abiotik dan biotik, bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Karena sampah yang dibiarkan menumpuk lama, menimbulkan aroma bau tak sedap.

Bukan hanya itu, sampah organik yang berserakan di pasar menarik kehadiran tikus, kecoa, lalat, hingga burung yang bisa menjadi media penularan penyakit.

Hewan tersebut hidup di sampah yang berserakan dan dengan bebas hinggap di makanan, membawa bakteri dan kuman penyebab penyakit.

"Kalau sampah dibiarkan menumpuk di sebuah kawasan, maka air lindinya akan mempengaruhi air tanah. Apalagi sebagian masyarakat kita masih mengandalkan air sumur," sebut Suparjo yang juga pakar Lingkungan Unsulbar.

Ia memberikan solusi agar penanganan sampah di Kabupaten Polewali Mandar harus ada komitmen bersama.

Pemerintah, dan swasta dan seluruh lapisan masyarakat harus berkolaborasi dalam penanganan Sampah.

"Tidak boleh dikerjakan sendiri. Karena ini permasalahan kompleks diperlukan kolaborasi semua pihak. Baik pemerintah, masyarakat maupun swasta, " kata Suparjo.

Suparjo menyampaikan Kabupaten Polewali Mandar khususnya di Kecamatan Wonomulyo adalah kota perdagangannya.

"Ketika dana CSR untuk menangani hal tersebut. Tentu ini sangat membantu untuk penanganan Sampah," paparnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved