Sulbar Tertinggi Diare
Komisi IV DPRD Sulbar Sesalkan Angka Diare & Cacingan Sulbar Teratas di Indonesia
DPRD Sulbar sebut Dinas Kesehatan Sulbar tidak berhasil memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Sulbar.
Penulis: Habluddin Hambali | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-SULBAR.COM, MAMUJU - Ketua Komisi IV DPRD Sulbar H Sudirman sebagai mitranya sangat menyesalkan kinerja Dinas Kesehatan Sulbar terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Hal tersebut, disampaikan saat dihubugi melalui sambungan telepon, Kamis (10/2/2022).
"Ini Dinas Kesehatan tidak maksimal kinerjanya, banyak sekali kejadian di Sulbar bukan hanya Diare dan Cacingan tinggi, kurang gizi dan stunting juga sangat tinggi," kata Sudirman.
Baca juga: BREAKING NEWS! Sulbar Tertinggi di Indonesia Proporsi Balita Kena Penyakit Diare dan Cacingan
Sehingga, ini akan menjadi bahan evaluasi Komisi IV DPRD Sulbar sebagai mitra kerjanya.
Dengan demikian, dalam waktu dekat akan memanggil Dinas Kesehatan Sulbar mempertanggungjawabkan kineranya.
"Kita sangat menyesalkan kinerjanya ini Kadis Kesehatan Sulbar. Seharusnya pelayanan kesehatan masyarakat mestinya dituntaskan," ungkap Sudirman.
Aritnya, Dinas Kesehatan Sulbar tidak berhasil memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat Sulbar.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan data hasil survey proporsi balita penyakit Diare dan Cacingan paling tinggi di Sulbar seluruh Indonesia.
Adapun, data survey tahun 2021 balita berpenyakit Diare dan Cacingan diantaranya:
- Diare
1. Sulbar 17,5 persen
2. Nusa Tenggara Barat 14,2 persen
3. Maluku 14 persen
4. Kalimantan Selatan 13,7 persen
5. Kalimantan Barat 13,7 persen
6. Jawa Tengah 13,2 persen
7. Kepulauan Bangka Belitung 11,7 persen
8. Bali 11,2 persen
9. Bengkulu 11,5 persen
10. Sumatera Barat 9,3 persen
- Cacingan
1. Sulbar 12,2 persen
2. Nusa Tenggara Barat 12 persen
3. Papua 7,3 persen
4. Maluku 4,9 persen
5. Kepulauan Bangka Belitung 4,4 persen
6. Kalimantan Utara 4,3 persen
7. Sulawesi Tengah 4,2 persen
8. Banten 4,1 persen
9. Jawa Tengah 3,7 persen
10. Sulawesi Selatan 3,5 persen.(*)