MotoGP Mandalika
APA itu Travel Bubble? Sistem yang Akan Digunakan di Gelaran MotoGP Mandalika
Sebagai informasi, sistem travel bubble ini tak hanya dilaksanakan pada seri MotoGP Indonesia 2022 saja.
TRIBUN-SULBAR.COM - Gelar Motor GP Indonesia di Sirkuit Mandalika akan digelar pada 18-20 Maret 2022 mendatang.
Sebuah momen yang sangat dinantikan masyakat Indonesia dapat menikmati balapan Grand Prix roda dua.
Pihak-pihak terkait saat ini terus mempersiapkan, tak hanya persiapan sirkuit tapi juga terkait akomodasi hingga transportasi para pebalap dunia.
Baca juga: MotoGP Mandalika 2022 Akan Hadirkan 50.000 Penonton, Syarat Wajib Pebalap Harus Dipenuhi
Kru serta peralatan penunjang pun tak luput dari persiapan oleh pihak-pihak terkati untuk sukseskan ajang MotoGP pertama di Indonesia.

Diperkirakan bakal ada 900 orang yang akan terlibat pada balapan di Sirkuit Mandalika ini.
Untuk itu, persiapan matang dan rinci diperlukan agar Indonesia sukses menggelar hajatan MotoGP.
Salah satu hal yang paling rinci dibahas ialah soal kebijakan travel bubble untuk MotoGP Indoneia 2022.
Baca juga: Termasuk Seri Mandalika, Berikut Jadwal Lengkap MotoGP 2022 Mulai 6 Maret di Qatar
Pihak terkait pun menggelar rapat pada Rabu (26/1/2022) untuk membahas masalah travel bubble ini lebih jauh.
Lantas apa yang dimaksud dengan sistem travel bubble ini?
Sebagai informasi, sistem travel bubble ini tak hanya dilaksanakan pada seri MotoGP Indonesia 2022 saja.
Namun, sistem ini akan dilakukan juga pada saat sesi tes pramusim pada 11 hingga 13 Februari 2022 mendatang.
Bisa dibilang, travel bubble ini bertujuan untuk membatasi aktivitas para pihak yang terlibat di MotoGP Indonesia 2022.
Kebijakan ini akan mencakup para pembalap, kru dan seluruh elemen kelengkapan balapan lain.
Rencananya, mereka akan datang ke Lombok dari Malaysia melalui Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM), Praya, Lombok Tengah.
Setibanya para peserta di BIZAM, mereka langsung dievakuasi menggunakan bus menuju hotel tempat karantina.
Begitu sampai di hotel, petugas hotel akan menginformasikan kepada satgas jumlah peserta yang ada di hotel tersebut.
Selanjutnya tim medis akan melakukan tes PCR untuk semua peserta tanpa terkecuali.
Terkait hal ini, Direktur RSUD Provinsi NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra, berkenan memberikan penjelasan.
"Kita membuat rencana kegiatan yang matang," ungkap dr Lalu Herman Mahaputra, dikutip dari laman TribunLombok.
"Sederhananya, ketika peserta sudah masuk hotel karantina, tidak boleh keluar lagi," sambungnya.
Kalaupun mereka terpaksa keluar, begitu kembali ke hotel akan ada pemeriksaan PCR lagi.
"Sistem bubble ini sangat meminimalkan interaksi dengan lingkungan setempat ataupun sesama peserta," ujar dr Lalu Herman atau yang akrab disapa Dokter Jack ini.
"Kalau hasilnya negatif baru boleh keluar dari hotel ke sirkuit."
"Kalau positif covid akan kita bawa ke tempat isolasi terpadu," lanjutnya.
Sistem karantina dengan rangkaian pemeriksaan ini sudah dikoordinasikan dengan tenaga pendukung yang terlibat.
Pihak terkait seperti satgas, tenaga kesehatan, dokter hingga tim laboratorium tak ketinggalan mendapat arahan.
(Tribunnews.com/Guruh) (TribunLombok.com/Laelatunni'am)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul MotoGP Indonesia 2022 di Mandalika Gunakan Sistem Travel Bubble, Apa Maksudnya?