Hari Guru Nasional

Hari Guru Nasional, Honorer Majene: Ini Hari Guru PNS

Jangan ada sekat. Jangan ada ruang antara PNS dan honorer. Guru honorer agar diberi sedikit ruang dalam berbagai forum," jelasnya.

Penulis: Nasiha | Editor: Nurhadi Hasbi
Tribun-Sulbar.com/Misbah Sabaruddin
Rosmadiana Tammalele (35), Guru Honorer di SMAN 2 Majene. 

Ia mengaku, ruang bagi guru honorer masih kurang.

"Jangan ada sekat. Jangan ada ruang antara PNS dan honorer. Guru honorer agar diberi sedikit ruang dalam berbagai forum," jelasnya.

Kecintaannya sebagai guru, membuat ia bertahan dan mengabdi di SMAN 2 Majene.

"Sekolah adalah rumah kedua saya. Anak-anak yang membuat saya bertahan," ungkapnya.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, siswa-siswa selalu membutuhkan sosok guru.

"Meski akses internet sudah di mana-mana. Namun, siswa tetap butuh sosok guru untuk mendapat pendidikan karakter," lanjutnya.

Ia selalu mengingat pesan ayahnya, A'ba Tammalele bahwa ada dua jenis guru.

Yakni toto'na menjari guru (takdirnya menjadi guru) dan guru toto' (guru adalah jiwanya).

"Dokter salah resep, satu orang yang kena. Tapi kalau guru salah mengajar, banyak orang kena. Guru adalah pembawa risalah nabi. Membawa pesan-pesan mulia kepada anak-anak. Ilmu yang diajarkan mengalir sepanjang hidup," lanjutnya.

Meski demikian, ia berharap pemerintah melihat perjuangan guru honorer.

Utamanya yang mengabdi di daerah pelosok.

Ia juga berharap, adanya penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru dapat membawa harapan bagi honorer.

"Ada pengakuan dari pemerintah untuk guru honorer. Semoga adanya PPPK ini membawa warna bagi honorer di mana pun. Kita selalu sukuri," tukasnya. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com, Misbah Sabaruddin

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved