Jalan-Jalan ke Tulehu, Negeri Sepak Bola Indonesia, Bayi 7 Hari Diaqiqah dengan Rumput Lapangan Bola
Secara konsisten dalam 50 tahun terakhir, Negeri atau kampung ini secara konsisten menyumbang pesepakbola kualifikasi regional, nasional
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ilham Mulyawan
Tulehu adalah ibukota kecamatan Salahutu, 1 dari 18 kecamatan di kabupaten Maluku Tengah.
Ibu Kota Maluku Tengah ada di Masohi, Pulau Seram, sekitar 5,8 jam perjalanan laut dari Tulehu.
Sekitar 2,1 km dari kampung Tulehu juga terdapat industri PLTGM terbesar di Maluku dan Ambon.
Relatif banyaknya jumlah penduduk Tulehu dan Kecamatan Salahutu juga menjadi salah satu wilayah urban penyangga Kota Ambon, kota otonom sekaligus ibukota Provinsi Maluku.
Dari tiga daerah penyangga (atau satelite urban area), Tulehu paling strategis sebab di sekitarnya akan dibangun Ambon New Port dan Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Liang dan Waai.
Di utara kota Ambon ada Kecamatan Leihitu dan di sebelah barat Kecamatan Leihitu Barat.
Tulehu sendiri berada di Pulau Ambon, tepatnya di timur kaki Gunung Salahutu (1.039 mdpl), jazirah timur Pulau Ambon.
Luas wilayah adimistratifnya 2,3 km2. Penduduknya 22,107 jiwa di awal 2020 lalu.
Tingginya pertumbuhan penduduk sebab di Tulehu ada pelabuhan penyeberangan ke tiga kabupaten di Pulau Seram (Maluku Tengah, Serab Bagian Barat dan Seram Bagian Timur).
Luas wilayah Tulehu Ini setara dengan Kelurahan Gelora (2,59 Km2) salah satu kelurahan terbesar di wilayah Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dari delapan negeri di kaki Gunung Tertinggi di Pulau Ambon, Tulehu adalah negeri/desa adat dengan penduduk terbanyak dan terpadat.
Di sekitar Tulehu ada tujuh negeri lain adat lain, Liang, Waai, Tial, Suli, Mamala, Morella dan Passo.

Dengan penduduk 22 ribu per 2019 lalu, Tulehu tercatat sebagai Negeri penduduk terbanyak dan terpadat di Kecamatan Salahutu.
Jumlah total penduduknya setara gabungan tiga negeri tetangganya; Suli (11.682 jiwa) dan Tial (2.901 jiwa); dan Tengah-Tengah (2.531 jiwa). Dua kampung tetangganya Liang (8.319 jiwa) dan Waai (7.407 jiwa).
Di desa pesisir antara Selat Haruku, Pulau Saparua dan Pulau Seram di Maluku Tengah ini, kaki dan bola adalah hidup hingga mati.
Pencaharian masyarakat hampir 40 persen bermata pencaharian sebagai petani.