Human Interest Story
KISAH Rambo, Nenek yang Menetap di Puncak Buntu Liarra, Bertahan Hidup dengan Jualan Kayu Bakar
Di atas puncak Buntu Liarra, Nenek Rambo mendirikan pondok berukuran kurang lebih 3x4 Meter dengan model rumah khas Mamasa.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Ilham Mulyawan
Satu kayu dihargai Rp25 ribu.
Sementara air dihargai Rp10 ribu per jeriken.
Kepada Jurnalis Tribun-Sulbar.com, Nenek Rambo' bercerita, semenjak di puncak gunung ini ia menyediakan air bersih bagi pengunjung.
Ada sebanyak 16 jeriken yang ia sediakan bagi pengunjung.
Dan ada pula puluhan ikat kayu yang ia sediakan.
Mirisnya, Nenek Rambo' mengaku air dan kayunya kerap tak laku meski pengunjung tak lagi sepi.
"Sia to den omo ummalli ih, siato tak omo dengan (kadang ada yang beli kadang juga tidak ada)," ungkap Nenek Rambo' dalam bahasa Mamasa, Minggu (24/10/2021) siang.
Kata dia, untung yang ia dapat tak seberapa, paling tinggi hanya Rp100 ribu.
Uang itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari.
Padahal, kayu dan air yang ia jual diambil jauh di bawah lembah.
Ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah khususnya perbaikan atap pondoknya.
Sebab suaminya yang sudah termakan usia tak mampu lagi memperbaiki pondoknya. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Sulbar.com/Semuel Mesakaraeng
berita Mamasa
berita Mamasa hari ini
Negeri di Atas Awan Buntu Liarra
Buntu Liarra
Kecamatan Balla
Kakek Lepong
Nenek Rambo
CERITA Baharuddin Perajin Rotan di Mamuju, Selamat dari Badai Krisis Ekonomi Akibat Pandemi COVID |
![]() |
---|
SOSOK Abdul Rasyid, Pengrajin Batu Manakarra yang Karyanya Tembus Pasar Amerika Hingga China |
![]() |
---|
KISAH Aliando, Pahlawan Kemanusiaan Karossa Mateng, Bantu Salurkan Bantuan untuk Warga Membutuhkan |
![]() |
---|
Kisah Suwandi Juru Parkir Pantai Manakarra, Modal Peluit dan Karcis Bisa Biayai Anak Kuliah |
![]() |
---|
KISAH Arya, Putera Desa yang Jadi Polisi Pertama dari Pulau Karampuang, Mengukir Asa Meraih Mimpi |
![]() |
---|