PON XX Papua
Zainudin Amali Tepis Isu Tujuh Atlet Kabur dari Tempat Isolasi, Berikut Penjelasan Menpora
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali tepis isu tujuh atket lari dari tempat isolasi.
Penulis: Suandi | Editor: Hasrul Rusdi
TRIBUN-SULBAR.COM – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali luruskan isu terkait tujuh atlet yang terpapar Covid 19 kabur dari tempat karantina.
Menpora Zainudin mengatakan jika terdapat keterlambatanan dari hasil tes polymerase chain reaction (PCR) dari ketujuh atlet tersebut.
Dikarenakan kurangnya fasilitas untuk laboratorium PCR di Papua.
“Hasil PCR memang terlambat setelah mereka disana. Kenapa terlambat, karena memang kita di sini kekurangan fasilitas untuk lab PCR,” ucap Menpora Zainudin.
Kedepannya, Menpora memastikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi.

Baca juga: Krisda Putri Aprilia, Si Penakluk Juara Bertahan PON Papua, Sabet Emas Cabor Karateka
Baca juga: Klasemen Perolehan Medali PON Papua 2021: Sulbar di Dasar Klasemen, Jabar Perkasa di Puncak
Tak hanya itu, ia juga menegaskan jika ketujuh atlet tersebut tidak kabur, melainkan adanya keterlambatan dari hasil tes PCR.
Sehingga menyebabkan ketujuh atlet tersebut harus mengetahui hasl tesnya langsung di lokasi tes.
Mengingat perhelatan Pekan Olahraga Papua (PON) Papua 2021 ini benar-benar dijaga keamanannya.
“Semuanya dalam keadaan yang aman, tidak ada terkesan seolah-olah lari dari karantina dan seolah-olah tidak ada yang menjaga.”
“Semua orang menjaga. Semua bekerja, panitia bekerja, pihak keamanan bekerja, jadi tidak ada terkesan orang kabur tanpa sepengetahuan dari pada kita,” tandasnya.
Bahkan jika ada yang terpapar Covid 19 maka akan segera dilakukan isolasi, baik di Kapal Tidar, rumah sakit dan lain sebagainya.
“Jadi menurut saya, kan saya disini terus, sehingga saya memantau perkembangan.”
“Jadi sekali lagi, saya meluruskan, tidak ada atlet, pelatih atau official yang kabur dari ini tanpa sepengetahuan dari panitia,” ungkapnya.
Adapun ketujuh atlet yang diduga kabur tersebut berasal dari
1. Tarakan, Kalimantan Utara sebanyak satu orang
2. Jambi sebanyak dua orang
3. Sidoarjo, Jawa Timur sebanyak tiga orang
4. Yogyakarta sebanyak satu orang
(Tribun-Sulbar.com/Al Fandy Kurniawan)